TENTANG MASALAH KEADAAN NABI MUHAMMAD SAW YANG UMMI (TIDAK DAPAT MEMBACA DAN MENULIS), HAL ITU ADALAH BENAR
ALLAH SENGAJA MENETAPKAN HAL TERSEBUT AGAR TIDAK ADA FITNAH BAHWA NABI MUHAMMAD SAW TELAH BELAJAR AGAMA DARI AHLIKITAB (YAHUDI MAUPUN NASRANI).
=====
ALLAH TELAH MEMBACAKAN/MENURUNKAN ALQURAN KEPADA NABI MUHAMMAD SAW, BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN MELALUI PERANTARAN MALAIKAT JIBRIL
SEHINGGA TERTANAM DI DALAM HATI RASULULLAH, SEHINGGA TIDAK AKAN PERNAH LUPA
Kecuali bila lalu Allah lalu menghendakinya.
QS 87:6-7
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰ [٨٧:٦]
Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,
﴿٦﴾
إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ [٨٧:٧]
kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
﴿٧﴾
=====
LALU ALLAH MEMERINTAHKAN NABI YANG UMMI TERSEBUT MENGINGATKAN MANUSIA SELURUHNYA AGAR BERTAKWA KEPADA ALLAH, TUHAN PENCIPTA LANGIT DAN BUMI
QS 7:158
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ [٧:١٥٨]
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
﴿١٥٨﴾
QS 3:20
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ ۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوا ۖ وَّإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ [٣:٢٠]
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
﴿٢٠﴾
=====
WALAUPUN ALLAH TELAH MENTAKDIRKAN NABI MUHAMMAD SAW, DALAM KEADAAN UMMI, TETAPI MASIH JUGA ORANG-ORANG KAFIR LALU MENUDUH NABI MUHAMMAD SAW TELAH BELAJAR DARI AHLIKITAB
QS 16:103
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ ۗ لِّسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِينٌ [١٦:١٠٣]
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.
﴿١٠٣﴾
MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA
=====
LALU ORANG-ORANG KAFIR MASIH BERTANYA LAGI, BILA NABI MUHAMMAD SAW TIDAK DAPAT MEMBACA, MENGAPA MALAIKAT JIBRIL PERNAH MEMAKSA BELIAU MEMBACA ?
Berikut hadist yang dijadikan dasar orang-orang kafir AhliKitab lalu menanyakan nya.
Shahih Bukhari 3:
Aisyah -Ibu Kaum Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: "Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca".
Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!". Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)."
dst…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [٩٦:١]
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
﴿١﴾
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ [٩٦:٢]
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
﴿٢﴾
MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA
-----
TANGGAPAN SAYA
Sesungguhnya perintah Malaikat agar Nabi Muhammad saw membaca tersebut bukan berarti mambaca tulisan, karena setiap kata "membaca" tidak selalu berarti membaca dengan melihat tulisan. Seseorang yang hafal beberapa kalimat dan lalu mengucapkannya itupun juga disebut membaca.
Misalnya perintah membaca Surat AlFatihah pada setiap rakaat Shalat, apa lalu seseorang itu disuruh shalat dengan membuka AlQuran surat Al Fatihah lalu membacanya ? Semua orang, termasuk orang kafir pun ahu bahwa hal tersebut tidaklah demikian.
Melainkan menghafalkan dahulu surat AlFatihah, dan lalu mengucapkannya di dalam setiap rakaat shalat, hal itu pun disebut membaca.
-----
BERIKUT CONTOH HADIST, SEBAGAI CONTOH BAHWA "MEMBACA" BUJAN BERARTI MEMBACA DENGAN MELIHAT TULISNA, TETAPI DAPAT JUGA BERARTI MENGUCAPKAN APA-APA YANG TELAH DIHAFALNYA
مسند أحمد ٢٦٦: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ مَالِكٍ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
سَمِعْتُ هِشَامَ بْنَ حَكِيمٍ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفُرْقَانِ فِي الصَّلَاةِ عَلَى غَيْرِ مَا أَقْرَؤُهَا وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْرَأَنِيهَا فَأَخَذْتُ بِثَوْبِهِ فَذَهَبْتُ بِهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي سَمِعْتُهُ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفُرْقَانِ عَلَى غَيْرِ مَا أَقْرَأْتَنِيهَا فَقَالَ اقْرَأْ فَقَرَأَ الْقِرَاءَةَ الَّتِي سَمِعْتُهَا مِنْهُ فَقَالَ هَكَذَا أُنْزِلَتْ ثُمَّ قَالَ لِي اقْرَأْ فَقَرَأْتُ فَقَالَ هَكَذَا أُنْزِلَتْ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنِ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُمَا سَمِعَا عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ مَرَرْتُ بِهِشَامِ بْنِ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفُرْقَانِ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ
Musnad Ahmad 266:
Umar Bin Al Khaththab dia berkata; "Aku mendengar Hisyam Bin Hakim membaca surat Al Furqon di dalam shalat tidak seperti yang aku baca, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membacakannya kepadaku, maka aku menarik bajunya dan membawanya kehadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku berkata; "Wahai Rasulullah sesungguhnya aku mendengar dia membaca surat Al Furqon tidak seperti yang aku baca." Maka beliau bersabda: "Bacalah (wahai Hisyam)!" Hisyam kemudian membaca bacaan yang tadi aku dengar darinya, kemudian beliau bersabda: "Demikianlah surat itu diturunkan." Lalu beliau berkata lagi: "Bacalah (wahai Umar)!" Dan aku membacanya, kemudian beliau bersabda; "Demikianlah surat itu diturunkan, sesungguhnya Al Qur'an ini diturunkan dengan tujuh huruf (tujuh dialek), maka bacalah dengan bacaan yang mudah." Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah memberitakan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Urwah dari Al Miswar Bin Makhramah dan Abdurrahman Bin Abdul Qori bahwa keduanya mendengar Umar berkata; "Aku melewati Hisyam Bin Hakim Bin Hizam dan dia sedang membaca surat Al Furqon, " kemudian dia menyebutkan makna hadits.
=====
ULASAN DAN KESIMPULAN SAYA
Tentang masalah Nabi Muhammad saw yang Ummi (tidak mengenal membaca dan menulis) banyak Ulama-ulama yang berbeda pendapat.
Sebagian diantara mereka mengatakan bahwa hal tersebut adalah pada awalnya saja, tetapi karena kecerdasan Nabi akhirnya beliau bahkan sangat pandai membaca dan menulis. Tidaklah mungkin karya besar yang telah dihasilkan pada masa kejayaan Islam dilakukan oleh seorang yang tidak bisa membaca dan menulis. Para Ulama tersebut berpendapat begitu karena rasa cintanya kepada Muhammad saw Rasul utusan Allah (bisa saja hal tersebut benar).
Saya pribadi, yang tidak awam di dalam bidang kedokteran, lebih percaya, bahwa kondisi untuk tidak dapat mengenal huruf (membaca maupun menulis) atas Nabi Muhammad saw, adalah sesuatu yang sudah ditetapkan oleh Allah saw atas Nabi Muhammad saw. Di dalah bidang kedokteran hal ini disebut sebagai "Aphasia" terhadap huruf dan tulisan, sebagaimana seseorang di lahirkan tidak dapat mengenali beberapa macam warna tertentu. Demi Allah saya berpendapat seperti ini bukanlah untuk menghinakan Rasulullah, sama sekali tidak, bahkan menghormatinya.
Hal ini bukan sekedar masalah cerdas atau tidak cerdas. Jadi saya, juga di dukung beberapa pendapat sebagian ulama besar lebih percaya bahwa Nabi Muhammad saw tetaplah Ummi (tidak mengenal membaca dan menulis) hingga akhir hayatnya.
Hal tersebut disengaja oleh Allah untuk menolak fitnah Ahlikitab bahwa Nabi telah mencontek ataupun belajar AlKitab dari pendeta-pendeta AhliKitab.
=====
DISITULAH BAHKAN LETAK MUKJIZATNYA, SEORANG NABI YANG UMMI BAHKAN TELAH MENGUBAH DUNIA, MENGHAPUSKAN PENYEMBAHAN BERHALA DAN MENGAJARKAN AKHLAK YANG BAIK
=====
HAL TERSEBUT DIATAS ADALAH HASIL IJTIHAD SAYA, DENGAN AKAL DAN PENGETAHUAN YANG SAYA MILIKI, DI DUKUNG DENGAN DALIL-DALIL YANG BISA SAYA DAPATKAN.
SAYA MEMOHON AMPUNAN ALLAH BILA LALU ADA YANG SALAH.
HAL INI SAYA LAKUKAN SAMA SEKALI BUKAN UNTUK MENGHINA RASULULLAH, BAHKAN KARENA KECINTAAN KEPADA BELIAU UNTUK LALU MEMBELA NAMA BAIKNYA
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar