KRISTEN BERTANYA MASALAH TAKDIR DI DALAM PANDANGAN ISLAM
KRISTEN BERTANYA MASALAH TAKDIR DI DALAM PANDANGAN ISLAM
Masalah tentang takdir ini menjadi masalah yang tidak pernah kunjung
padam sejak dahulu kala. Bahkan umat nabi Muhammad saw bahkan banyak
yang menjadi tersesat karena salah mengerti tentang maknanya. Lalu
mereka lebih memilih diam dan tidak melakukan upaya apa-apa karena
merasa bahwa takdir Allah akan tetap berlaku apapun yang dia lakukan.
Mengimani maslah takdir Allah, baik yang baik maupun yang buruk
merupakan bagian dari "Rukun Iman". Tetapi Allah memerintahkan agar
manusia selalu berusaha mencapai sesuatu baik untuk kemalsahatan dunia
dan kepentingan kehidupan di akhirat kelak, bukan hanya diam , pasarah
tanpa melakukan upaya.
Allah menerangkan masalah takdir, yang
sesungguhnyalah memang Hal tersebut adalah sangat mudah bagi Allah. Agar
manusia lalu tidak menjadi sangat sedih bila keburukan menimpanya, dan
tidak lalu terlalu bergembira lagi somobong bila kebaikan di berikan
oleh Allah kepada nya.
Semua hal yang terjadi di dunia ini,
baik yang menimpa sekelilingkita mapun menimpa diri kita sendiri,
semuanya sudah ditetapkan oleh Allah swt, hal ini adalah Mudah bagi Nya.
Tetapi tingkat kepasrahan, prasangka baik kepada Allah, keimanan dan
ketakwaan itulah yang akan di nilai oleh Allah swt.
Ingat
sekali lagi, bahwa tingkat kepasrahan, prasangka baik kepada Allah,
keimanan dan ketakwaanitulah yang akan di nilai oleh Allah swt.
SEMUA HAL BAIK HAL YANG BAIK DAN YANG BURUK SUDAH DITETAPKAN OLEH
ALLAH. SEHINGGA JANGANLAH TERLALU BERSEDIH DAN JANGANLAH TERLALU GEMBIRA
QS 57:22-23
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا
فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ
يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.
لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,
BANYAK UMAT ISLAM TERDAHULU MENJADI TERSESAT KARENA SALAH DAN BINGUNG MEMAHAMI MASLAH TAKDIR.
DALAM HAL INI KITA BISA BELAJAR DARI SAHABAT RASULULLAH, UMAR BIN
KHATAB, BAGIMANA SEHARUSNYAUMAT ISLAM MENGERTI TENTAN TAKDIR DAN
BAGAIMANA MENYIKAPINYA
صحيح البخاري ٥٢٨٨: حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ
الْحَمِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ حَتَّى إِذَا كَانَ بِسَرْغَ
لَقِيَهُ أُمَرَاءُ الْأَجْنَادِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ
وَأَصْحَابُهُ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِأَرْضِ
الشَّأْمِ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ عُمَرُ ادْعُ لِي الْمُهَاجِرِينَ
الْأَوَّلِينَ فَدَعَاهُمْ فَاسْتَشَارَهُمْ وَأَخْبَرَهُمْ أَنَّ
الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ فَاخْتَلَفُوا فَقَالَ بَعْضُهُمْ قَدْ
خَرَجْتَ لِأَمْرٍ وَلَا نَرَى أَنْ تَرْجِعَ عَنْهُ وَقَالَ بَعْضُهُمْ
مَعَكَ بَقِيَّةُ النَّاسِ وَأَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا نَرَى أَنْ تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا الْوَبَاءِ
فَقَالَ ارْتَفِعُوا عَنِّي ثُمَّ قَالَ ادْعُوا لِي الْأَنْصَارَ
فَدَعَوْتُهُمْ فَاسْتَشَارَهُمْ فَسَلَكُوا سَبِيلَ الْمُهَاجِرِينَ
وَاخْتَلَفُوا كَاخْتِلَافِهِمْ فَقَالَ ارْتَفِعُوا عَنِّي ثُمَّ قَالَ
ادْعُ لِي مَنْ كَانَ هَا هُنَا مِنْ مَشْيَخَةِ قُرَيْشٍ مِنْ مُهَاجِرَةِ
الْفَتْحِ فَدَعَوْتُهُمْ فَلَمْ يَخْتَلِفْ مِنْهُمْ عَلَيْهِ رَجُلَانِ
فَقَالُوا نَرَى أَنْ تَرْجِعَ بِالنَّاسِ وَلَا تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا
الْوَبَاءِ فَنَادَى عُمَرُ فِي النَّاسِ إِنِّي مُصَبِّحٌ عَلَى ظَهْرٍ
فَأَصْبِحُوا عَلَيْهِ قَالَ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ أَفِرَارًا
مِنْ قَدَرِ اللَّهِ فَقَالَ عُمَرُ لَوْ غَيْرُكَ قَالَهَا يَا أَبَا
عُبَيْدَةَ نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ إِلَى قَدَرِ اللَّهِ
أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ لَكَ إِبِلٌ هَبَطَتْ وَادِيًا لَهُ عُدْوَتَانِ
إِحْدَاهُمَا خَصِبَةٌ وَالْأُخْرَى جَدْبَةٌ أَلَيْسَ إِنْ رَعَيْتَ
الْخَصْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ وَإِنْ رَعَيْتَ الْجَدْبَةَ
رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ قَالَ فَجَاءَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
عَوْفٍ وَكَانَ مُتَغَيِّبًا فِي بَعْضِ حَاجَتِهِ فَقَالَ إِنَّ عِنْدِي
فِي هَذَا عِلْمًا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا
عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا
فِرَارًا مِنْهُ قَالَ فَحَمِدَ اللَّهَ عُمَرُ ثُمَّ انْصَرَفَ
Shahih Bukhari 5288:
Dari Abdullah bin Abbas bahwa Umar bin Khatthab pernah bepergian menuju
Syam, ketika ia sampai di daerah Sargha, dia bertemu dengan panglima
pasukan yaitu Abu 'Ubaidah bersama sahabat-sahabatnya, mereka
mengabarkan bahwa negeri Syam sedang terserang wabah.
Ibnu
Abbas berkata; "Lalu Umar bin Khattab berkata; 'Panggilkan untukku
orang-orang muhajirin yang pertama kali (hijrah), ' kemudian mereka
dipanggil, lalu dia bermusyawarah dengan mereka dan memberitahukan bahwa
negeri Syam sedang terserang wabah, merekapun berselisih pendapat.
Sebagian dari mereka berkata; 'Engkau telah keluar untuk suatu
keperluan, kami berpendapat bahwa engkau tidak perlu menarik diri.'
Sebagian lain berkata; 'Engkau bersama sebagian manusia dan beberapa
sahabat Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam.
Kami
berpendapat agar engkau tidak menghadapkan mereka dengan wabah ini, '
Umar berkata; 'Keluarlah kalian, ' dia berkata; 'Panggilkan untukku
orang-orang Anshar'. Lalu mereka pun dipanggil, setelah itu dia
bermusyawarah dengan mereka, sedangkan mereka sama seperti halnya
orang-orang Muhajirin dan berbeda pendapat seperti halnya mereka berbeda
pendapat. Umar berkata; 'keluarlah kalian, ' dia berkata; 'Panggilkan
untukku siapa saja di sini yang dulu menjadi tokoh Quraisy dan telah
berhijrah ketika Fathul Makkah.' Mereka pun dipanggil dan tidak ada yang
berselisih dari mereka kecuali dua orang. Mereka berkata; 'Kami
berpendapat agar engkau kembali membawa orang-orang dan tidak
menghadapkan mereka kepada wabah ini.' Umar menyeru kepada manusia;
'Sesungguhnya aku akan bangun pagi di atas pelana (maksudnya hendak
berangkat pulang di pagi hari), bagunlah kalian pagi hari, '
Abu Ubaidah bin Jarrah bertanya; 'Apakah engkau akan lari dari takdir
Allah? ' maka Umar menjawab; 'Kalau saja yang berkata bukan kamu, wahai
Abu 'Ubaidah! Ya, kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang
lain. Bagaimana pendapatmu, jika kamu memiliki unta kemudian tiba di
suatu lembah yang mempunyai dua daerah, yang satu subur dan yang lainnya
kering, tahukah kamu jika kamu membawanya ke tempat yang subur, niscaya
kamu telah membawanya dengan takdir Allah. Apabila kamu membawanya ke
tempat yang kering, maka kamu membawanya dengan takdir Allah juga.'
Ibnu Abbas berkata; "Kemudian datanglah Abdurrahman bin 'Auf, dia tidak
ikut hadir (dalam musyawarah) karena ada keperluan. Dia berkata; "Saya
memiliki kabar tentang ini dari Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa
sallam beliau bersabda: "Jika kalian mendengar suatu negeri terjangkit
wabah, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti
suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar
dan lari darinya." Ibnu 'Abbas berkata; "Lalu Umar memuji Allah
kemudian pergi."
SELALU BERPRASANGKALAH YANG BAIK KEPADA
ALLAH, LALU CARILAH TAKDIRMU YANG BAIK PULA, DENGAN CARA MENINGKATKAN
KETAKWAAN KEPADA ALLAH DAN MEMPERBAIKI AKHLAK
DAN KETAHUILAH, ALLAH LEBIH SAYANG KEPADA HAMBA-HAMBANYA DARIPADA RASA SAYANG INDUK BURUNG KEPADA ANAK-ANAKNYA
سنن أبي داوود ٢٦٨٥: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ
النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
إِسْحَقَ قَالَ حَدَّثَنِي رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ يُقَالُ لَهُ أَبُو
مَنْظُورٍ عَنْ عَمِّهِ قَالَ حَدَّثَنِي عَمِّي عَنْ عَامِرٍ الرَّامِ
أَخِي الْخَضِرِ قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ النُّفَيْلِيُّ هُوَ الْخُضْرُ
وَلَكِنْ كَذَا قَالَ قَالَ
إِنِّي لَبِبِلَادِنَا إِذْ رُفِعَتْ لَنَا
رَايَاتٌ وَأَلْوِيَةٌ فَقُلْتُ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا لِوَاءُ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ وَهُوَ تَحْتَ
شَجَرَةٍ قَدْ بُسِطَ لَهُ كِسَاءٌ وَهُوَ جَالِسٌ عَلَيْهِ وَقَدْ
اجْتَمَعَ إِلَيْهِ أَصْحَابُهُ فَجَلَسْتُ إِلَيْهِمْ فَذَكَرَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَسْقَامَ فَقَالَ إِنَّ
الْمُؤْمِنَ إِذَا أَصَابَهُ السَّقَمُ ثُمَّ أَعْفَاهُ اللَّهُ مِنْهُ
كَانَ كَفَّارَةً لِمَا مَضَى مِنْ ذُنُوبِهِ وَمَوْعِظَةً لَهُ فِيمَا
يَسْتَقْبِلُ وَإِنَّ الْمُنَافِقَ إِذَا مَرِضَ ثُمَّ أُعْفِيَ كَانَ
كَالْبَعِيرِ عَقَلَهُ أَهْلُهُ ثُمَّ أَرْسَلُوهُ فَلَمْ يَدْرِ لِمَ
عَقَلُوهُ وَلَمْ يَدْرِ لِمَ أَرْسَلُوهُ فَقَالَ رَجُلٌ مِمَّنْ حَوْلَهُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْأَسْقَامُ وَاللَّهِ مَا مَرِضْتُ قَطُّ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُمْ عَنَّا
فَلَسْتَ مِنَّا فَبَيْنَا نَحْنُ عِنْدَهُ إِذْ أَقْبَلَ رَجُلٌ عَلَيْهِ
كِسَاءٌ وَفِي يَدِهِ شَيْءٌ قَدْ الْتَفَّ عَلَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنِّي لَمَّا رَأَيْتُكَ أَقْبَلْتُ إِلَيْكَ فَمَرَرْتُ
بِغَيْضَةِ شَجَرٍ فَسَمِعْتُ فِيهَا أَصْوَاتَ فِرَاخِ طَائِرٍ
فَأَخَذْتُهُنَّ فَوَضَعْتُهُنَّ فِي كِسَائِي فَجَاءَتْ أُمُّهُنَّ
فَاسْتَدَارَتْ عَلَى رَأْسِي فَكَشَفْتُ لَهَا عَنْهُنَّ فَوَقَعَتْ
عَلَيْهِنَّ مَعَهُنَّ فَلَفَفْتُهُنَّ بِكِسَائِي فَهُنَّ أُولَاءِ مَعِي
قَالَ ضَعْهُنَّ عَنْكَ فَوَضَعْتُهُنَّ وَأَبَتْ أُمُّهُنَّ إِلَّا
لُزُومَهُنَّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِأَصْحَابِهِ أَتَعْجَبُونَ لِرُحْمِ أُمِّ الْأَفْرَاخِ فِرَاخَهَا
قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ فَوَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ
أُمِّ الْأَفْرَاخِ بِفِرَاخِهَا ارْجِعْ بِهِنَّ حَتَّى تَضَعَهُنَّ مِنْ
حَيْثُ أَخَذْتَهُنَّ وَأُمُّهُنَّ مَعَهُنَّ فَرَجَعَ بِهِنَّ
Sunan Abu Daud 2685:
...dst, Rasulullah Kemudian beliau berkata; demi Dzat yang jiwaku ada
di tanganNya. Sungguh Allah lebih sayang kepada para hambaNya daripada
induk burung kepada anak-anaknya. ...dst
KARENA SEMUA HAL
SUDAH DITETAPKAN OLEH ALLAH, MAKA MANUSIAHANYA BOLEH BERTAWAKAL,
BERUSAHA DAN TETAP PASARAH KEPADA TAKDIR ALLAH APAPUN HASIL DARU YANG
DIUSAHAKANNYA, DENGAN TETAP BERPRASANGKA BAIK KEPADA NYA.
SEBAGAI PETRBANDINGAN….
Masalah tentang takdir ini jarang sekali diceritakan di dalam AlKitab
Kristen, sehingga baik Tuhan maupun manusia ciptaannya seringkali
menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya. Tuhan pun seringkali tidak
mengetahui bahwa sesuatu itu akan berakibat begini dan begitu, lalu
menyesal dan menarik kata-kata nya.
SEHINGGA TENTU SAJA
"TUHAN" TIDAK MUNGKIN AKAN MENYESAL DENGAN APAPUN YANG TEJADI, KARENA
SEMUA SUDAH DI RENCANAKAN NYA DENGAN MATANG, APALAGI LALU BERSEDIH HATI ?
Genesis 6
ו:ו וַיִּנָּ֣חֶם יְהוָ֔ה כִּֽי־עָשָׂ֥ה אֶת־הָֽאָדָ֖ם בָּאָ֑רֶץ וַיִּתְעַצֵּ֖ב אֶל־לִבּֽוֹ׃
6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya pada-Nya.
Banyak ayat-ayat yangmenceritakan tentang penyesalan tuhan, tetapi cukuplah saya nukilkan satu untuk mewakili semuanya
BAHKAN "YESUS" MANUSIA YANG DIANGGAP JELMAAN TUHAN PUN SERINGKALI SEDIH
DAN GENTAR KARENA TIDAK MENGETAHUI APA YANG AKAN TERJADI PADANYA,
PADAHAL KATANYA SEDANG MENJALANKAN MISI YANG MEMANG SUDAH
DIRENCANAKANNYA
Matius 26
(38) lalu kata-Nya kepada
mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di
sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
(39) Maka Ia maju
sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Catatan :
Poin terpentig dari ulasan saya ini adalah " SEMUA APA YANG TERJADI DAN
AKAN TERJADI SESUNGGUHNYALAH SUDAH DIRENCANAKAN OLEH ALLAH, TETAPI ADA
SATU BAGIAN DI DALAM DIRI MANUSIA TERSEBUT YANG AKAN DIUJI OLEH ALLAH,
YAITU TINGKAT KETAKWAAN DAN KEPASRAHANNYA KEPADA ALLAH"
Saya
pribadi percaya dan beriman kepada Takdir Allah, takdir yang baik maupun
takdir yang buruk. Bahkan saya pun percaya bahwa nama saya sudah
terdapat di dalam daftar nama "penghuni surga" atau bahkan mungkin
"penghuni neraka". Tetapi apapun takdir yang Allah telah tentukan bagi
saya, seorang hambanya, saya akan dengan segenap kemampuan saya untuk
tunduk dan taat menjalankan perintahnya, dan selalu berprasangka yang
baik kepada Allah swt, Tuhan semesta alam. Mudah-mudah Allah lalu
memberikan belas kasihan dan Rahmat Nya......Amin..
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar