KRISTEN BERTANYA, "APAKAH NABI MUHAMMAD SAW MEMANG BENAR UMMI/ BUTA HURUF?"
APAKAH NABI MUHAMMAD SAW MEMANG BENAR UMMI/ BUTA HURUF
TENTANG MASALAH KEADAAN NABI MUHAMMAD SAW YANG UMMI (TIDAK DAPAT MEMBACA DAN MENULIS), HAL ITU ADALAH BENAR
ALLAH SENGAJA MENETAPKAN HAL TERSEBUT AGAR TIDAK ADA FITNAH BAHWA NABI
MUHAMMAD SAW TELAH BELAJAR AGAMA DARI AHLIKITAB (YAHUDI MAUPUN NASRANI).
=====
ALLAH TELAH MEMBACAKAN/MENURUNKAN ALQURAN KEPADA NABI MUHAMMAD SAW,
BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN MELALUI PERANTARAN MALAIKAT JIBRIL
SEHINGGA TERTANAM DI DALAM HATI RASULULLAH, SEHINGGA TIDAK AKAN PERNAH LUPA
Kecuali bila lalu Allah lalu menghendakinya.
QS 87:6-7
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰ [٨٧:٦]
Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,
﴿٦﴾
إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ [٨٧:٧]
kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
﴿٧﴾
=====
LALU ALLAH MEMERINTAHKAN NABI YANG UMMI TERSEBUT MENGINGATKAN MANUSIA
SELURUHNYA AGAR BERTAKWA KEPADA ALLAH, TUHAN PENCIPTA LANGIT DAN BUMI
QS 7:158
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ
الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ [٧:١٥٨]
Katakanlah: "Hai manusia
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada
Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia,
supaya kamu mendapat petunjuk".
﴿١٥٨﴾
QS 3:20
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ ۗ
وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ ۚ
فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوا ۖ وَّإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا
عَلَيْكَ الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ [٣:٢٠]
Kemudian
jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah:
"Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang
yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi
Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk
Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat
petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah
menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya.
﴿٢٠﴾
=====
WALAUPUN ALLAH TELAH
MENTAKDIRKAN NABI MUHAMMAD SAW, DALAM KEADAAN UMMI, TETAPI MASIH JUGA
ORANG-ORANG KAFIR LALU MENUDUH NABI MUHAMMAD SAW TELAH BELAJAR DARI
AHLIKITAB
QS 16:103
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ
يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ ۗ لِّسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ
إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِينٌ [١٦:١٠٣]
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al
Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal
bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya
bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.
﴿١٠٣﴾
MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA
=====
LALU ORANG-ORANG KAFIR MASIH BERTANYA LAGI, BILA NABI MUHAMMAD SAW
TIDAK DAPAT MEMBACA, MENGAPA MALAIKAT JIBRIL PERNAH MEMAKSA BELIAU
MEMBACA ?
Berikut hadist yang dijadikan dasar orang-orang kafir AhliKitab lalu menanyakan nya.
Shahih Bukhari 3:
Aisyah -Ibu Kaum Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: "Permulaaan wahyu
yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan
mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali
datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk
menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah
di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali
kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali.
Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya
datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya berkata:
"Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku
sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!" Beliau
menjawab: "Aku tidak bisa baca".
Maka Malaikat itu memegangku
dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi:
"Bacalah!". Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Malaikat itu
memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat
lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)."
dst…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [٩٦:١]
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
﴿١﴾
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ [٩٦:٢]
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
﴿٢﴾
MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA
-----
TANGGAPAN SAYA
Sesungguhnya perintah Malaikat agar Nabi Muhammad saw membaca tersebut
bukan berarti mambaca tulisan, karena setiap kata "membaca" tidak selalu
berarti membaca dengan melihat tulisan. Seseorang yang hafal beberapa
kalimat dan lalu mengucapkannya itupun juga disebut membaca.
Misalnya perintah membaca Surat AlFatihah pada setiap rakaat Shalat, apa
lalu seseorang itu disuruh shalat dengan membuka AlQuran surat Al
Fatihah lalu membacanya ? Semua orang, termasuk orang kafir pun ahu
bahwa hal tersebut tidaklah demikian.
Melainkan menghafalkan
dahulu surat AlFatihah, dan lalu mengucapkannya di dalam setiap rakaat
shalat, hal itu pun disebut membaca.
BERIKUT CONTOH HADIST,
SEBAGAI CONTOH BAHWA "MEMBACA" BUJAN BERARTI MEMBACA DENGAN MELIHAT
TULISNA, TETAPI DAPAT JUGA BERARTI MENGUCAPKAN APA-APA YANG TELAH
DIHAFALNYA
مسند أحمد ٢٦٦: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ
مَالِكٍ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
عَبْدٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
سَمِعْتُ هِشَامَ بْنَ حَكِيمٍ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفُرْقَانِ فِي
الصَّلَاةِ عَلَى غَيْرِ مَا أَقْرَؤُهَا وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْرَأَنِيهَا فَأَخَذْتُ بِثَوْبِهِ
فَذَهَبْتُ بِهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي سَمِعْتُهُ يَقْرَأُ سُورَةَ
الْفُرْقَانِ عَلَى غَيْرِ مَا أَقْرَأْتَنِيهَا فَقَالَ اقْرَأْ فَقَرَأَ
الْقِرَاءَةَ الَّتِي سَمِعْتُهَا مِنْهُ فَقَالَ هَكَذَا أُنْزِلَتْ ثُمَّ
قَالَ لِي اقْرَأْ فَقَرَأْتُ فَقَالَ هَكَذَا أُنْزِلَتْ إِنَّ هَذَا
الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ
عَنْ عُرْوَةَ عَنِ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُمَا سَمِعَا عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
يَقُولُ مَرَرْتُ بِهِشَامِ بْنِ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ يَقْرَأُ سُورَةَ
الْفُرْقَانِ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ
Musnad Ahmad 266:
Umar Bin Al Khaththab dia berkata; "Aku mendengar Hisyam Bin Hakim
membaca surat Al Furqon di dalam shalat tidak seperti yang aku baca,
padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membacakannya
kepadaku, maka aku menarik bajunya dan membawanya kehadapan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian aku berkata; "Wahai Rasulullah
sesungguhnya aku mendengar dia membaca surat Al Furqon tidak seperti
yang aku baca." Maka beliau bersabda: "Bacalah (wahai Hisyam)!" Hisyam
kemudian membaca bacaan yang tadi aku dengar darinya, kemudian beliau
bersabda: "Demikianlah surat itu diturunkan." Lalu beliau berkata lagi:
"Bacalah (wahai Umar)!" Dan aku membacanya, kemudian beliau bersabda;
"Demikianlah surat itu diturunkan, sesungguhnya Al Qur'an ini diturunkan
dengan tujuh huruf (tujuh dialek), maka bacalah dengan bacaan yang
mudah." Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah memberitakan
kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Urwah dari Al Miswar Bin
Makhramah dan Abdurrahman Bin Abdul Qori bahwa keduanya mendengar Umar
berkata; "Aku melewati Hisyam Bin Hakim Bin Hizam dan dia sedang membaca
surat Al Furqon, " kemudian dia menyebutkan makna hadits.
=====
ULASAN DAN KESIMPULAN SAYA
Tentang masalah Nabi Muhammad saw yang Ummi (tidak mengenal membaca dan menulis) banyak Ulama-ulama yang berbeda pendapat.
Sebagian diantara mereka mengatakan bahwa hal tersebut adalah pada
awalnya saja, tetapi karena kecerdasan Nabi akhirnya beliau bahkan
sangat pandai membaca dan menulis. Tidaklah mungkin karya besar yang
telah dihasilkan pada masa kejayaan Islam dilakukan oleh seorang yang
tidak bisa membaca dan menulis. Para Ulama tersebut berpendapat begitu
karena rasa cintanya kepada Muhammad saw Rasul utusan Allah (bisa saja
hal tersebut benar).
Saya pribadi, yang tidak awam di dalam
bidang kedokteran, lebih percaya, bahwa kondisi untuk tidak dapat
mengenal huruf (membaca maupun menulis) atas Nabi Muhammad saw, adalah
sesuatu yang sudah ditetapkan oleh Allah saw atas Nabi Muhammad saw. Di
dalah bidang kedokteran hal ini disebut sebagai "Aphasia" terhadap huruf
dan tulisan, sebagaimana seseorang di lahirkan tidak dapat mengenali
beberapa macam warna tertentu. Demi Allah saya berpendapat seperti ini
bukanlah untuk menghinakan Rasulullah, sama sekali tidak, bahkan
menghormatinya.
Hal ini bukan sekedar masalah cerdas atau tidak
cerdas. Jadi saya, juga di dukung beberapa pendapat sebagian ulama
besar lebih percaya bahwa Nabi Muhammad saw tetaplah Ummi (tidak
mengenal membaca dan menulis) hingga akhir hayatnya.
Hal
tersebut disengaja oleh Allah untuk menolak fitnah Ahlikitab bahwa Nabi
telah mencontek ataupun belajar AlKitab dari pendeta-pendeta AhliKitab.
=====
DISITULAH BAHKAN LETAK MUKJIZATNYA, SEORANG NABI YANG UMMI BAHKAN TELAH
MENGUBAH DUNIA, MENGHAPUSKAN PENYEMBAHAN BERHALA DAN MENGAJARKAN AKHLAK
YANG BAIK
=====
HAL TERSEBUT DIATAS ADALAH HASIL
IJTIHAD SAYA, DENGAN AKAL DAN PENGETAHUAN YANG SAYA MILIKI, DI DUKUNG
DENGAN DALIL-DALIL YANG BISA SAYA DAPATKAN.
SAYA MEMOHON AMPUNAN ALLAH BILA LALU ADA YANG SALAH.
HAL INI SAYA LAKUKAN SAMA SEKALI BUKAN UNTUK MENGHINA RASULULLAH,
BAHKAN KARENA KECINTAAN KEPADA BELIAU UNTUK LALU MEMBELA NAMA BAIKNYA
Penjaga Kitabulloh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar