KRISTEN MENANYAKAN PERIHAL POLIGAMI DAN ISTRI-ISTRI NABI MUHAMMAD SAW
Kristen
penyembah anak manusia ini sangat tidak jujur dan tidak adil bila
berbicara. Bila ditanyakan kelakuan yang buruk dari para nabi di dalam
AlKitab, mereka santai saja berkata, bahwa AlKitab bicara apa adanya,
dan nabi hanyalah manusia yang wajar saja berbuat dosa.
Bahkan
bila ditanya masalah perzinahan kakek-nenek Yesus, Yehuda dengan Tamar,
sehingga melhirkan cucu seorang Tuhan, santai saja mereka jawab,
katanya tuhan memberikan solusi bagi sorang yang terjatuh di dalam
kenistaan, pelacur, dan lalu mengangkat derajatnya.
Agar
pembahasan ini lebih hangat dan menarik, sebagai pembukaan saya
tampilkan tentang Silsilah Yesus dan Kisah Kakek nenek moyangnya yang
begitu kontroversial.
NENEK MOYANG YESUS,
YEHUDA BERZINA DENGAN TAMAR, MENANTUNYA SENDIRI, BERANAK KEMBAR PERES
DENGAN ZERAH, DAN MASUK DI DALAM SILSILAH YESUS KRISTUS. BAHKAN CARA
PEMBAYARAN UPAH NYA PUN DISEBUTKAN. SEEKOR ANAK KAMBING
Matius 1
Silsilah Yesus Kristus
(1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
(2) Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
(3) Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar......
Kejadian 38
Yehuda dengan Tamar
(16)
Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan
itu serta berkata: "Marilah, aku mau menghampiri engkau," sebab ia tidak
tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: "Apakah yang
akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?"
(17)
Jawabnya: "Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari
kambing dombaku." Kata perempuan itu: "Asal engkau memberikan
tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku."
Masalah
Nabi Muhammad saw, sejarah telah membuktikan, bahwa Nabi Muhammad saw,
menikahi Istri-istrinya, banyak maksud tujuannya. Tujuan politik menarik
simpati suku dari mana istri yang dinikahinya berasal, juga sebagian
lantaran untuk menyantuni janda-janda yg ditinggal suhada yg telah gugur
berperang, itupun didukung hadis bahwa sebelumnya nabi telah menawarkan
kepada para sahabatnya untuk menikahinya terlebih dahulu.
SAYA
TIDAK AKAN MEMBAHASNYA SEMUANYA DISINI, KARENA TENTU AKAN PANJANG
SEKALI, SAYA AKAN SINGGUNG SEPINTAS, SEDANG PEMBAHASAN SECARA LENGKAP
AKAN SAYA BUAT SECARA TERPISAH.
JIKA MEMANG NABI
MUHAMMAD SAW, MENGAWII ISTRI-ISTRI NYA ATAS DASAR HAWA NAFSU, MAKA TENTU
AKAN DIKAWINI GADIS-GADIS DAN BUKAN JANDA-JANDA TUA MISKIN, BAHKAN
KEBANYAKAN BERUSIA LEBIH TUA DAN BAHKAN LALU MENINGGAL DULUAN.
BERIKUT ADALAH SEBAGIAN HADIS NABI, YANG MENUNJUKKAN BAHWA NABI MUHAMMAD SAW BUKAN ASAL MENIKAHI PEREMPUAN BEGITU SAJA.
NABI
MUHAMMAD SAW MENOLAK UNTUK MENIKAHI WANITA YANG TIDAK HALAL UNTUK
DINIKAHI MENURUT HUKUM ALLAH, WALAUPUN ITU GADIS-GADIS BAHKAN DITAWARKAN
KEPADA NYA UNTUKDINIKAHI NYA
مسند أحمد ٢٦١٤٤:
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَخِي ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَمِّهِ
قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي
سَلَمَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّهَا
قَالَتْ
لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
انْكِحْ أُخْتِي ابْنَةَ أَبِي سُفْيَانَ فَزَعَمَتْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا أَوَتُحِبِّينَ ذَلِكَ
قَالَتْ نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَسْتُ لَكَ بِمُخْلِيَةٍ وَأَحَبُّ
مَنْ شَرِكَنِي فِي خَيْرٍ أُخْتِي قَالَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ ذَلِكَ لَا يَحِلُّ لِي فَقُلْتُ
فَوَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لَنَتَحَدَّثُ أَنَّكَ تُرِيدُ
أَنْ تَنْكِحَ دُرَّةَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ابْنَةَ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ نَعَمْ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَايْمُ اللَّهِ
إِنَّهَا لَوْ لَمْ تَكُنْ رَبِيبَتِي فِي حِجْرِي مَا حَلَّتْ لِي
إِنَّهَا ابْنَةُ أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ وَأَرْضَعَتْنِي وَأَبَا
سَلَمَةَ ثُوَيْبَةُ فَلَا تَعْرِضْنَ عَلَيَّ بَنَاتِكُنَّ وَلَا
أَخَوَاتِكُنَّ
Musnad Ahmad 26144:
Ummu
Habibah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, telah mengabarkan
kepadanya, bahwa dia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, "Wahai Rasulullah, nikahilah saudariku, anak perempuan Abu
Sufyan!" Ummu Habibah mengaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berkata kepadanya: "Apakah kamu menghendaki demikian?" Ummu
Habibah menjawab, "Benar, wahai Rasulullah. Sehingga aku tidak sendirian
bersamamu, dan aku lebih suka jika orang yang bersekutu denganku dalam
kebaikan itu adalah dari saudaraku." Ummu Habibah berkata,"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menjawab: "Sesugguhnya yang demikian itu tidak halal bagiku." Maka
aku berkata, "Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami pasti
akan berbicara bahwa tuan hendak menikahi Durrah binti Abu Salamah."
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya: "Anak
perempuan Ummu Salamah?" Ummu Habibah menjawab, "Ya." Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Demi Allah, sekiranya
ia bukan anak dari isteriku yang ada dalam pemeliharaanku, dia juga
tidak halal bagiku. Sesungguhnya dia adalah anak perempuan saudara
laki-lakiku sepersusuan, Tsuwaibah telah menyusui aku dan Abu Salamah,
maka janganlah kalian menawarkan anak-anak kalian dan saudara saudara
perempuan kalian."
DAN NABI MUHAMMAD SAW, MENIKAHI WANITA BUKAN KARENA RUPANYA, DEMIKIAN PULA PESANNYA KEPADA UMATNYA
سنن
ابن ماجه ١٨٤٩: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ
الْمُحَارِبيُّ وَجَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ عَنْ الْإِفْرِيقِيِّ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَوَّجُوا
النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلَا
تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ
تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلَأَمَةٌ
خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ
Sunan Ibnu Majah 1849:
"Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian menikahi
wanita karena kecantikannya, bisa jadi kecantikannya itu merusak mereka.
Janganlah menikahi mereka karena harta-harta mereka, bisa jadi
harta-harta mereka itu membuat mereka sesat. Akan tetapi
nikahilah mereka berdasarkan agamanya. Seorang budak wanita berkulit
hitam yang telinganya sobek tetapi memiliki agama adalah lebih utama."
NABI MUHAMMAD SAW BAHKAN TIDAK MEMILIKI WAKTU YANG CUKUP, UNTUK HANYA SEKEDAR BERSENANG-SENANG DENGAN ISTRI-ISTRI NYA.
DIBAWAH INI APA-APA YANG DILAKUKAN OLEH NABI MUHAMMAD SAW SEPANJANG MALAM HINGGA MENJELANG PAGI
صحيح
البخاري ٩٣٩: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ
عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي عُرْوَةُ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي
إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً كَانَتْ تِلْكَ صَلَاتَهُ تَعْنِي بِاللَّيْلِ
فَيَسْجُدُ السَّجْدَةَ مِنْ ذَلِكَ قَدْرَ مَا يَقْرَأُ أَحَدُكُمْ
خَمْسِينَ آيَةً قَبْلَ أَنْ يَرْفَعَ رَأْسَهُ وَيَرْكَعُ رَكْعَتَيْنِ
قَبْلَ صَلَاةِ الْفَجْرِ ثُمَّ يَضْطَجِعُ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ
حَتَّى يَأْتِيَهُ الْمُؤَذِّنُ لِلصَّلَاةِ
Shahih Bukhari 939:
Aisyah
mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melaksanakan shalat sebelas rakaat, begitulah cara beliau shalat -yakni
shalat tahajjut-. Dalam shalat tersebut beliau sujud seperti lamanya
kalian membaca sekitar lima puluh ayat sebelum mengangkat kepalanya. Dan
beliau mengerjakan shalat dua rakaat sebelum melaksanakan shalat subuh.
Kemudian beliau berbaring pada sebelah tubuh sebelah kanan hingga
datang mu'adzin (membangunkan) untuk shalat."
صحيح
البخاري ٩٤١: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ
حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي مُسْلِمٌ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ
كُلَّ اللَّيْلِ أَوْتَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ
Shahih Bukhari 941:
Aisyah
ia berkata, "Sepanjang malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
melaksanakan shalat witir dan berhenti pada waktu sahur."
MENGAPA NABI MUHAMMAD SAW BERPOLIGAMI, BAHKAN TERKESAN JUMLAHNYA BANYAK SEKALI ?
Ketika
orang-orang mendengar bawah Nabi Muhammad SAW mempunyai banyak istri
semasa hidupnya, banyaklah timbul suara-suara yang sumbang kearah Nabi
Muhammad SAW.
Padahal, kalau mereka mau menelaah
lebih dalam untuk mengetahui apa rahasia dibalik perkawinan Nabi
Muhammad SAW, niscaya mereka akan mengerti dan memaklumi adanya bahkan
akan memuji kepintaran strategi dari Nabi besar Muhammad SAW, yaitu :
"political and social motives".
Perkawinan pertamanya
dengan Khadijah dilakukan ketika dia berumur 25 tahun dan Khadijah
berumur 40 tahun. Selama hampir 25 tahuh, Nabi SAW hanya beristrikan
Khadijah, sampai Khadijah meninggal dunia diumur 65 tahun (semoga Allah
memberkahinya) .
Hanya setelah Nabi SAW berumur lebih
dair 50 tahun, barulah nabi SAW mulai menikah lagi. Dengan demikian
jelaslah bahwa jika memang Nabi SAW hanya mencari kesenangan semata,
tentulah tidak perlu beliau menunggu sampai berusia lebih dari 50 tahun,
baru menikah lagi. Tapi Nabi Muhammad SAW tetap mencintai Khadijah
selamaa 25 tahun, sampai Khadijah meninggal dunia di usia 65 tahun.
Perkawinannya
selanjutnya mempunyai banyak motive. Beberapa perkawinan adalah dengan
tujuan membantu wanita yang suaminya baru saja terbunuh didalam membela
Islam. Yang lain adalah demi menambah dan mempererat hubungan dengan
salah satu pendukung fanantik Islam, Abu Bakr (semoga Allah
memberkahinya) .
Ada juga dalam upaya membangun
hubungan yang baik dengan suku-suku lain yang semula berniat memerangi
Islam. Sehingga ketika Nabi SAW mengawininya, maka perang pun
terhindarkan dan darah pun tak jadi tumpah.
Setidaknya,
ada Professor Non-Muslim yang berkesempatan mempelajari secara langsung
mengenai sejarah dan kehidupan Nabi Muhammad SAW berkesimpulan yang
berbeda dengan kesimpulan kaum non-muslim lainnya.
John
L. Esposito, Professor Religion and Director of Center for
International Studies at the College of the holly cross, mengatakan
bahwa hampir keseluruhan perkawinan Nabi Muhammad SAW adalah mempunyai
misi sosial dan politik (political and social motives) (Islam The
straight Path, Oxford University Press, 1988).
Salah
seorang non-muslim lainnya, Caesar E. Farah menulis sebagai berikut:
"In the prime of his youth and adult years Muhammad remained thoroughly
devoted to Khadijah and would have none other for consort".
Caesar
Farah pun berkesimpulan bahwa perkawinan Nabi Muhammad SAW lebih karena
alasan politis dan alasan menyelamatkan para janda yang suaminya
meninggal dalam perang membela Islam.
Sehingga memang jika melihat lagi ke sejarah, maka dapatlah diketahui apa alasan sebenarnya perkawinan nabi Muhammad SAW.
LALU MENGAPA MUHAMMAD SAW. TIDAK MENCERAIKAN ISTRI-ISTRINYA, SETELAH AYAT PEMBATASAN JUMLAH ISTRI DITURUNKAN ?
1 AYAT TENTANG PEMBATASAN LEBIH DARI 4 TURUNYA SETELAH, ISTRI NABI LEBIH DARI 4
2
ADA PERINTAH ALLAH YG MELARANG UMAT ISLAM UNTUK MENIKAHI JANDA NABI,
UNTUK MENJAGA KERANCUAN KELUARGA DAN KETURUNAN NYA, JUGA NAMA BAIKNYA.
Karena
orang-orang kafir pada masanya, selalu mengatakan, untuk menghinakan
Nabi Muhammad saw, bahwa mereka akan segera menikahi istri-istri Nabi
bila beliau Wafat, atau bila Nabi menceraikannya.
3
BANYAK JANDA TUA, YG DITINGGAL MATI SUAMINYA, TERLANTAR DAN SAHABAT
NABI TIDAK ADA YG MAU MENGAWINI NYA. DAN MEREKA SUDAH TIDAK MEMILIKI
SIAPA-SIAPA UNTUK BERSANDAR
MAKA APABILA MEREKA
DICERAIKAN OLEH MUHAMMAD SAW. MEREKA AKAN TERLANTAR, DAN AKAN
MEMBANGKITKAN KEBENCIAN DARI SUKU ASAL DARIMANA ISTRI NABI BERASAL,
KARENA MERASA DIHINAKAN.
LALU TURUNLAH FIRMAN ALLAH DIBAWAH INI, BAHWA JANDA NABI TIDAK BOLEH DIKAWINI,
QS 33:53
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَن
يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ
إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا وَلَا
مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ
فَيَسْتَحْيِي مِنكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ
الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاءِ
حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ
لَكُمْ أَن تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن
بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمًا [٣٣:٥٣]
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi
kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu
waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan
bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang
percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu
Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu
(menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan)
kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.
Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan
tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini
isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya
perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
﴿٥٣﴾
Catatan :
SESUNGGUHNYALAH
UMAT KRISTEN INI ADALAH UMAT YANG SANGAT BERLEBIHAN, SUDAH SESAT
MENGINGKARI SEORANG NABI UTUSAN ALLAH, LALU BAHKAN SELALU MENGHUJATNYA
QS 33:57
إِنَّ
الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا [٣٣:٥٧]
Sesungguhnya
orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya
di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang
menghinakan.
﴿٥٧﴾
WAHAI UMAT
KRISTEN, BAGAIMANA PENDAPAT KALIAN, BILA ALQURAN ITU BENAR, SEMENTARA
KALIAN SIBUK MENGINGKARINYA, BAHKAN SIBUK MENGHUJAT NABI UTUSAN ALLAH
QS 46:10
قُلْ
أَرَأَيْتُمْ إِن كَانَ مِنْ عِندِ اللَّهِ وَكَفَرْتُم بِهِ وَشَهِدَ
شَاهِدٌ مِّن بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ مِثْلِهِ فَآمَنَ
وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Katakanlah:
"Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu
datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi
dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut
dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri.
Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim".
MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANNYA...
BERIKUT ADALAH ISTRI-ISTRI NABI MUHAMMAD SAW
1. KHADIJAH:
Nabi
mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan
Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2
kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby
Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya
sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas
tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat
menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun
621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi'raj nya Nabi Muhammad SAW
ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadija. Sehingga hanya setelah
sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.
2. SAWDA BINT ZAM'A:
Suami
pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal
beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam'a
sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah
sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.
3. AISHA SIDDIQA:
Seorang
perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW
mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan
hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan
dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang
Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan
Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk
mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad
SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemduian
mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi
khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.
4. HAFSAH BINT U'MAR:
Hafsah
adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta
Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru
saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu
Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun
mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi
anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah
demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri
Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW.
Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.
5. ZAINAB BINT KHUZAYMA:
Suaminya
meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan
beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia
meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.
6. SALAMA BINT UMAYYA:
Suaminya,
Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga
meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu
berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia
mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia
menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat
anak-anaknya, dia bersedia.
7. ZAYNAB BINT JAHSH:
Dia
adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib.
Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini
Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan
Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini
Zaynab (surat 33:37).
8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH:
Suami
pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki
agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah
menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of
Al-Mustalaq) . Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang
sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar
membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih,
Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun
mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.
9. SAFIYYA BINT HUYAYY:
Dia
adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali
sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik,
mungkin Insha Allah disampaikan terpisah.
10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN:
Suami
pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi
Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun
mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi
SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW
di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.
11. MAYMUNA BINT AL-HARITH:
Dia
masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang
sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika
Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW,
masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya,
banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.
12. MARIA AL-QABTIYYA:
Dia
awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah
Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang
anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18
bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan
akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin
Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di
Al-Baqi.
MUDAH-MUDAHAN PENJELASAN DIATAS
BERGUNA BAGI ORANG-ORANG YANG MENANYKANNYA. MASALAH SESEORANG AKAN
AEMAKIN PERCAYA KEPADA KENABIAN MUHAMMAD SAW ATAUPUN SEMAKIN
MENGINGKARINYA ITU ADALAH HAK ALLAH UNTUK MEMBERIKAN PETUNJUK DAN
HIDAYAHNYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar